Tuesday, March 5, 2013

Desa Mengkang, Contoh Desa Mandiri


Bolmong: Desa Mengkang adalah desa yang berada di bagian selatan Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara. Desa yang jaraknya kurang lebih 6 KM dari ibukota Kecamatan Lolayan ini, merupakan salah satu desa yang tidak terjangkau oleh aliran listrik PLN di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow.

Hal tersebut disebabkan oleh sulitnya akses ke desa yang mempunyai luas wilayah 70.000 M2 ini. Desa ini jauh dari desa yang telah mendapatkan aliran listrik, dan juga harus melewati sungai empat kali. Mengkang juga berada di tengah hutan tepatnya berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW).

Desa yang awalnya sebagai lokasi perkebunan serta berasal dari nama sebuah sungai ini, ditetapkan sebagai desa definitif pada 2007 lalu berdasarkan SK Bupati Bolaang Mongondow. Namun sebanyak 347 jiwa dan 56 KK penduduk yang bertempat tinggal dan beraktivitas di perkampungan tersebut, tidak merasakan bagaimana kehidupan layaknya penduduk yang lain, karena di malam hari aktivitas warga seolah terhenti.

Betapa tidak, rumah-rumah hanya diterangi lampu petromaks, lampu botol dan lilin. Terdengar di kejauhan suara jangkrik dan kodok yang bersahutan, seolah memastikan bahwa betapa sunyinya malam di Desa Mengkang. Tak ada musik yang terdengar, tak ada berita yang tersampaikan baik media elektronik maupun media cetak, sangat ironis dan menyedihkan.

Inspirasi berawal dengan melihat potensi sumber air yang cukup berlimpah, melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Lingkungan Mandiri Perdesaan ( PNPM-LMP), peluang tersebut tidak disia-siakan oleh masyarakat. Yang langsung merencanakan pembuatan sebuah turbin pembangkit listrik Picohydro atau dengan kata lain, pembangkit listrik tenaga Air dengan menggunakan kincir.

Antusias masyarakat pun tergambar lewat kesungguhan mereka yang bergotong royong untuk segera menyelesaikan pekerjaan tersebut. Alhasil, Januari 2010 impian itu pun terwujud dengan selesainya pekerjaan sebuah turbin pembangkit listrik Picohydro yang berkapasitas 10 kwh, sekaligus menjadi satu-satunya tumpuan harapan warga untuk menerangi desa.

Penderitaan itu kini telah berlalu, desa Mengkang sudah merdeka. Mengkang sudah menjadi terang, dan kini berubah menjadi desa yang layak untuk dihuni. Malam haripun warga sudah bisa mendengarkan radio, nonton berita dan sinetron lewat TV. Yang terpenting lagi, anak-anak yang masih sekolah tidak kesulitan lagi belajar saat malam hari.

Sementara pelaksanaan rapat dan pemberian informasi saat ini sudah menggunakan pengeras suara. Pun demikian aktivitas warga kini bertambah pada malam hari seperti mengadakan syukuran, pembuatan tikar, dan pembuatan bingkai foto dari kertas koran untuk menambah sumber penghasilan.

Desa Mengkang kini telah menjadi desa yang mandiri. Desa yang penuh dengan keterbatasan itu telah mampu mewujudkan impiannya seperti layaknya desa lain. Desa Mengkang yang terpencil jauh dari keramaian ini menjadi desa percontohan di desa-desa yang ada di kabupaten Bolaang Mongondow, bahkan di daerah lain yang berada di wilayah Sulawesi Utara.

Tak hanya itu saja dengan keberhasilan warga dan Pemerintah Desa Mengkang mengelola sumber daya alam dan pemanfaatan energi air, pada 2 Februari 2012 melalui kepala Desa Mengkang, Marsidi Kadengkang, mendapatkan penghargaan CIDA AWARDS di Hotel Arya Duta Makasar. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Duta Besar Canada di Indonesia, Mr. Mackenzie Clugston. (Pengirim: Erwin Makalunsenge). Sumber: http://news.liputan6.com/read/398998/desa-mengkang-contoh-desa-mandiri

semoga bisa menjadi contoh semangat bagi desa yang lain, khususnya Desa Balai Makam.....(/fg)

0 komentar:

Post a Comment